Bayangkan kau bangun di satu pagi, dan dengan semangat kau langsung bersiap-siap melakukan aktivitas tertentu yang sudah kau rencanakan sebelumnya. Karena semalam kau bermimpi indah, segala yang kau lakukan terasa menyenangkan. Padahal sebelumnya, kau adalah sesorang yang 'susah' bangun pagi. Engkau pun keluar rumah, bertemu dengan banyak orang...yang sering terlihat, yang tidak pernah dilihat, yang dikenal, yang tidak dikenal, yang rupawan, yang tidak rupawan, yang cacat, yang sempurna, yang menyenangkan, yang tidak menyenangkan. Semuanya.
Lalu seorang yang tidak pernah kau lihat sebelumnya-tidak rupawan-dan tidak tampak menyenangkan pula, tiba-tiba menyalib jalanmu dengan pongahnya. Kesaaaaallllllllll. Semua kata-kata serapah keluar dari bibirmu, sembari otakmu berusaha mengingat plat nomor kendaraannya. Dan hatimu berkata, seandainya tidak ada yang sedang menunggumu untuk janji hari ini, kau akan mengejar kendaraan itu untuk membuat perhitungan dengannya. Karenanya, kau cukup mengingat bentuk kendaraan itu beserta platnya, dengan tekad akan mencarinya suatu hari nanti.
Karena sedang tak keruan, kau pun berbelok ke arah jalan yang salah, terjebak kemacetan, terlambat tiba untuk memenuhi janji, dan sebuah rencana besar yang sudah kau susun untuk hari ini, menjadi terasa tidak penting lagi. Dengan emosi, kau berusaha meyakinkan setiap orang jika hari ini adalah hari 'sial' mu, gara-gara seseorang menyebalkan-sangat sial ia dilahirkan di dunia ini-semoga dia mengalami kecelakaan-yang kau temui di jalan tadi. Dan karena itu, kau berharap setiap orang dan bahkan dirimu sendiri akan memaklumimu, jika hari ini kau tidak bisa memberikan yang terbaik.
******
Bayangkan kau bangun di satu pagi, dan dengan semangat kau langsung bersiap-siap melakukan aktivitas tertentu yang sudah kau rencanakan sebelumnya. Karena semalam kau bermimpi indah, segala yang kau lakukan terasa menyenangkan. Padahal sebelumnya, kau adalah sesorang yang 'susah' bangun pagi. Engkau pun keluar rumah, bertemu dengan banyak orang...yang sering terlihat, yang tidak pernah dilihat, yang dikenal, yang tidak dikenal, yang rupawan, yang tidak rupawan, yang cacat, yang sempurna, yang menyenangkan, yang tidak menyenangkan. Semuanya.
Lalu seorang yang tidak pernah kau lihat sebelumnya-tidak rupawan-dan tidak tampak menyenangkan pula, tiba-tiba menyalib jalanmu dengan pongahnya. Kesaaaaallllllllll. Kau menarik nafas dalam-dalam lalu berpikir keras-haruskah ku marah?-Karena aku harus menjaga mood untuk negosiasi proyek-dan aku tak mau rencana masa depan gagal cuma karena orang-orang bodoh yang berkeliaran di jalan raya. Kau terus berusaha untuk tidak marah. Tapi semua kejadian tadi jelas-jelas menunjukkan kebodohan orang tak tahu aturan tersebut. Hal itu harusnya tidak terjadi kalau saja dia tidak benar-benar bodoh. Bodoh...bodoh...bodoh...ada berapa banyak lagi sih orang bodoh di dunia ini????
Karena sedang tak keruan, kau pun berbelok ke arah jalan yang salah, terjebak kemacetan, terlambat tiba untuk memenuhi janji, dan sebuah rencana besar yang sudah kau susun untuk hari ini, menjadi terasa tidak penting lagi. Dengan emosi, kau berusaha meyakinkan setiap orang jika hari ini adalah hari 'sial' mu, gara-gara seseorang menyebalkan-sangat sial ia dilahirkan di dunia ini-semoga dia mengalami kecelakaan-yang kau temui di jalan tadi. Dan karena itu, kau berharap setiap orang dan bahkan dirimu sendiri akan memaklumimu, jika hari ini kau tidak bisa memberikan yang terbaik.
******
Bayangkan kau bangun di satu pagi, dan dengan semangat kau langsung bersiap-siap melakukan aktivitas tertentu yang sudah kau rencanakan sebelumnya. Karena semalam kau bermimpi indah, segala yang kau lakukan terasa menyenangkan. Padahal sebelumnya, kau adalah sesorang yang 'susah' bangun pagi. Engkau pun keluar rumah, bertemu dengan banyak orang...yang sering terlihat, yang tidak pernah dilihat, yang dikenal, yang tidak dikenal, yang rupawan, yang tidak rupawan, yang cacat, yang sempurna, yang menyenangkan, yang tidak menyenangkan. Semuanya.
Lalu seorang yang tidak pernah kau lihat sebelumnya-tidak rupawan-dan tidak tampak menyenangkan pula, tiba-tiba menyalib jalanmu dengan pongahnya. Kesaaaaallllllllll. Kau tak habis pikir, bagaimana seandainya kau bukanlah seorang yang jago menyetir, pasti berantakan semua rencana hari ini. Dan semua itu berkat kegigihanmu dulu untuk belajar bisa menyetir dengan benar, cerdik, dan bahkan terlihat elegan. Hmmm, sepertinya orang yang sembrono di jalan raya itu tidak sendirian. Karenanya, terlalu percuma energi ini dihabiskan untuk marah untuk seseorang yang 'tidak penting', pikirmu. Bahkan akhirnya kau memberi kesempatan pada penyeberang jalan lebih banyak hari ini daripada hari-hari sebelumnya. Sambil memberikan senyum pula. Sampai akhirnya, seorang yang sempurna-rupawan-terlihat menyenangkan-menyeberang jalan tepat di depan kendaraanmu setelah kau beri kesempatan. Kau tercekat. Dia seperti pernah kau lihat sebelumnya. Ya....dia....orang....yang selama ini hilang dari matamu....tapi tak pernah bisa hilang dari hatimu...jiwamu selama ini mencari sosoknya-wanginya-bayangannya-atau apapun dari dirinya ke manapun kau melangkah...kau pikir dia takkan pernah kau temukan lagi...dan kau putuskan untuk bisa melangkah sendiri...dan janji pada seseorang hari ini yang akan kau penuhi adalah titik awal langkah baru yang ingin kau tapaki...tapi kini...'DIA ada di depanmu'...tanpa sedetik pun dari waktu di pagi ini kau terpikirkan lagi tentang dirinya...kau pikir kau sudah menang...tapi...????
Karena sedang tak keruan, kau pun berbelok ke arah jalan yang salah, terjebak kemacetan, terlambat tiba untuk memenuhi janji, dan sebuah rencana besar yang sudah kau susun untuk aktivitas penting hari ini, menjadi terasa tidak penting lagi. Mungkin masih penting, tapi kau sudah tak bisa berkonsentrasi. Dengan gamang, kau berusaha meyakinkan diri apakah hari ini adalah hari 'sial' atau hari keberuntunganmu.
******
Bayangkan kau bangun di satu pagi, dan dengan semangat kau langsung bersiap-siap melakukan aktivitas tertentu yang sudah kau rencanakan sebelumnya. Karena semalam kau bermimpi indah, segala yang kau lakukan terasa menyenangkan. Padahal sebelumnya, kau adalah sesorang yang 'susah' bangun pagi. Engkau pun keluar rumah, bertemu dengan banyak orang...yang sering terlihat, yang tidak pernah dilihat, yang dikenal, yang tidak dikenal, yang rupawan, yang tidak rupawan, yang cacat, yang sempurna, yang menyenangkan, yang tidak menyenangkan. Semuanya.
Lalu seorang yang tidak pernah kau lihat sebelumnya-tidak rupawan-dan tidak tampak menyenangkan pula, tiba-tiba menyalib jalanmu dengan pongahnya. Kesaaaaallllllllll. Lalu???????
******
Kau bahkan memiliki skenario sendiri...........
Pernah terpikirkah olehmu?
Mungkin benar ada kehidupan lain yang berjalan paralel dengan apa yang kita jalani sekarang-setting lokasi dan waktu yang sama-tapi berbeda cerita hanya karena sikap dan pilihan yang berbeda, mungkin juga tidak.
Mungkin benar akan tercipta mesin waktu untuk kembali ke masa lalu untuk 'memperbaiki'-ke masa depan untuk 'mempersiapkan' atau sekedar untuk alasan ketidaksabaran, mungkin juga tidak.
Aku lebih suka mengatakan hidup itu "AKAR SERABUT". Hanya saja menghadap ke langit, bukannya tertanam menuju ke bawah tanah. Setiap cabangnya adalah tetap serabut, yang kian bertambah setiap kali umur juga bertambah. Karenanya, di cabang manapun akan memberikan 'setting' yang sama, hanya berisi sedikit 'variasi', yang sebagian dari kita menyebutnya cobaan, sebagian lagi senang memakai istilah hukuman, ada pula yang menganggapnya nasib. Tapi aku lebih senang memanggil 'variasi' itu sebagai 'konsekwensi pilihan', yang sudah ditentukan sebelum dunia dilahirkan. Aku hanya diberitahu kapan mulai mendaki-bukan menuruni serabut, apa yang kupunya untuk memangkas sedikit cabang tertentu, tanpa dibisikkan sedikitpun di mana dan bilakah waktuku habis lalu aku akan ditarik angkasa.
Karenanya...
Aku tak ingin mengeluh, berharap akar serabut kan menjadi bunga dengan sendirinya...
Aku tak ingin sumpah serapah berjejal, berontak agar ia menjadi akar tunggal...
Tapi...
Bertekad memilih salah satu cabangnya...
Meski 'tuk mengubah setting tersebut, aku tak kuasa...
KUTAHU pasti, aku bisa MENGUBAH CERITA!!!
Kau juga??? ;))